KARIL UT 2016.1 OLEH JARWANTO
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MAPEL
IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM KELAS IV
SEMESTER II SDN 2 JURANGJERO BLORA
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Disusun oleh :
Jarwanto
(826183947)
jarwanto22@gmail.com
ABSTRAK
Setelah dilakukan observasi dan pengumpulan data,hasil belajar IPA kelas
IV tentang sumber daya alam di SDN 2 Jurangjero sangatlah rendah.Disebabkan
pembelajaran masih dilakukan secara klasikal,guru tidak menggunakan metode yang
variatif,sehingga menyebabkan kurangnya
minat siswa dalam belajar IPA.
Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatakan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
Student Team Achievement Division (STAD) pada mapel IPA tentang Sumber Daya
Alam kelas IV semester II di SDN 2 Jurangjero tahun pelajaran 2015/2016.
Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2016, Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2016.Pengumpulan data diperoleh melalui tes dan non tes
yaitu hasil tes formatif dan melalui lembar instrumen pengamatan secara
langsung pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dikelas.
Hasil
belajar siswa Pada pembelajaran pra siklus nilai rata - rata siswa 54,44 dengan
tingkat ketuntasan 11,11 %, siklus I nilai rata - rata 66,22 dengan tingkat
ketuntasan 22,22 % dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 93,00 dengan
tingkat ketuntasan 100 %.
Berdasarkan
hasil penelitian diatas disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mapel IPA tentang sumber daya alam kelas IV
semester II SDN 2 Jurangjero Blora.
Kata
kunci : Hasil belajar Siswa, STAD, Pembelajaran IPA.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPA adalah ilmu yang
mempelajari alam sekitar dan fenomena - fenomena yang terjadi didalamnya.Menurut Darmojo (1992) dalam
(Samatowa, 2011: 2)
“IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya”.
Menurut Kurikulum 2006, sesuai Permendikbud No 22 Th 2006 Mata Pelajaran
IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
(1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan
dan
keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman konsep–konsep yang
bermanfaat diterapkan dalam
kehidupan sehari–hari;
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap kognitif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan
masyarakat; (4) mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep
dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP /
MTs ( BSNP, 2006).
Berdasarkan data
yang diperoleh melalui observasi dan pengumpulan data dikelas IV SDN 2
Jurangjero pada pembelajaran IPA materi Sumber daya alam, siswa yang mencapai
KKM (62,00) hanya 3 siswa atau 33,33 % sedangkan yang belum mencapai KKM
(62,00) sebanyak 6 siswa atau 66,77 %.Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
disebabkan pembelajaran masih dilakukan
secara klasikal yang pada umumnya banyak guru yang masih mengajar dalam bentuk metode ceramah atau
informatif saja, dimana mengajar lebih banyak berbicara dalam menginformasikan
fakta atau konsep dan siswa hanya mendengarkan dan mencatat saja sehingga hal
ini menyebabkan rendahnya minat belajar IPA,guru tidak menggunakan metode yang variatif. Maka dari itu Seorang
guru harus memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan pembelajaran sekaligus
menggunakan metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan situasi belajar
yang kondusif.
Model kooperatif sangat tepat untuk menciptakan suasana belajar yang
aktif,kreatif dan menyenangkan.Menurut Artzt &
Newman (1990) dalam (Trianto, 2012:56) menyatakan bahwa “dalam belajar kooperatif
siswa belajar bersama sebagai suatu
tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Didalam penelitian ini
yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD)
sebagai usaha memaksimalkan pembelajaran IPA dikelas Sehingga pembelajaran
tidak lagi
berpusat pada guru, melainkan
pembelajaran akan berpusat pada siswa.Model
pembelajaran ini merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang
sederhana Dan juga merupakan suatu metode pembelajaran yang efektif.Pembelajaran
kooperatif tipe STAD terdiri lima komponen utama, yaitu penyajian kelas,
belajar kelompok, kuis, skor pengembangan dan penghargaan kelompok.
1.
Identifikasi Masalah
Dari hasil identifikasi proses belajar mengajar Kelas IV Semester II SDN 2
Jurangjero Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora melalui instrument tes dan
pengamatan diperoleh hal-hal sebagai berikut :
1)
Hasil belajar siswa belum menunjukan hasil yang
optimal.
2)
Kurangnya penerapan Metode yang variatif dan inovatif
ini ditunjukan masih digunakanya metode pembelajaran konvensional.
3)
Siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
4)
Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang sedang diajarkan.
5)
Kurangnya pemanfaatan media dan alat peraga dalam pembelajaran.
2.
Analisis Masalah
Penyebab kurang berhasilnya mapel IPA pada materi Bumi
dan Alam Semesta di SDN 2 Jurangjero adalah sebagai berikut:
1)
Guru tidak menggunakan media yang mendukung
pembelajaran IPA.
2)
Metode pembelajaran yang kurang variatif.
3)
Kurangnya motivasi guru terhadap belajar siswa.
3. Alternatif
dan Prioritas Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).Maka
dari itu peneliti membuat judul “Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Student Team Achievement Division
(STAD) Pada Mapel IPA Tentang Sumber
Daya Alam kelas IV SDN 2 Jurangjero Blora semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”
B.
Rumusan masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Apakah melalui Model Pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mapel IPA tentang Sumber
Daya Alam kelas IV semester II SDN 2 Jurangjero Blora Tahun Pelajaran 2015/2016”.
C. Tujuan
penelitian perbaikan pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah meningkatkan Hasil Belajar Siswa
melalui model pembelajaran Student Team
Achievement Division (STAD) pada mapel IPA tentang Sumber Daya Alam.
D.
Manfaat penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat Bagi guru sebagai motivasi
guru untuk menciptakan pembelajaran bervariasi dan Sumber
refrensi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengajar.
Manfaat Bagi
Siswa untuk Meningkatkan daya serap atau penguasaan terhadap materi,mendorong
dan meningkatkan minat belajar serta Memberikan pengalaman belajar yang baru yang
menyenangkan.
Manfaat Bagi
Sekolah sebagai sumber pedoman pembelajaran STAD disekolah,sebagai refrensi untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dibidang sains.
Manfaat Bagi
Peneliti Menambah ilmu pengetahuan baru dan pengalaman secara langsung
untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA Di kelas dengan menerapkan berbagai
metode pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah rutinitas yang dilakukan oleh setiap manusia secara
terus-menerus sejak lahir hingga akhir hayatnya untuk memperoleh perubahan
dalam hidupnya.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
secara etimologis belajar memiliki arti yaitu, “Berusaha memperoleh kepandaian
atau ilmu”. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia
untuk memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum
dimiliki sebelumnya, sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu Fudyartanto
dalam (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2009:13).
Menurut teori belajar kontruktivisme belajar adalah libeh dari sekedar mengingat, tetapi lebih menekankan pada pemahaman serta mampu
menerapkan
pengetahuan yang telah dipelajari
dalam menyelesaikan masalah,
dan berkutat dalam berbagai gagasan. (Ahmadi,
2003 : 104)
Jadi belajar
adalah
suatu proses
untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku dengan berbagai proses membaca,
mengamati,
mendengarkan,
meniru melalui pengalaman dengan
lingkungan agar mempunyai pengetahuan,sikap dan keterampilan untuk bisa
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya serta untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.
2. Hasil
Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan kemampuan
yang dicapai siswa setelah mempelajari
suatu materi pelajaran.Gagne
dalam
(Suprijono, 2011:5) menyatakan
bahwa
hasil belajar dapat berupa:
(1) Informasi ferbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (2)
Keterampilan intelektual yaitu kemampuan
mempresentasikan
konsep dan lambang.
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. (4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau
menolak objek berdasarkan
penilaian
terhadap objek tersebut.
Sikap
merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai
sebagai standar perilaku.
Selanjutnya
Benjamin S. Bloom (Abdurrahman, 2003: 37), berpendapat bahwa hasil belajar
dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Jadi penulis menyimpulkan hasil belajar
mencakup 3 aspek (Kognitf,Afektif dan Psikomotorik),sedangkan hasil penilaian
merupakan gambaran terhadap hasil belajar siswa.Berhasilnya suatu proses
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
B. Model
pembelajaran Student Teams Achievement Division
(STAD)
Model pembelajaran STAD adalah model
pembelajaran kooperatif yang sangat efektif untuk meningkatkan aktifitas siswa
dalam belajar.Slavin (1995) dalam
(Asma, 2006: 51) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif dengan model STAD,siswa ditempatkan dalam kelompok belajar beranggotakan empat atau lima orang siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang
berbeda. Dalam setiap kelompok terdapat siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah atau variasi
jenis kelamin, kelompok
ras dan etnis atau
kelompok
sosial
lainnya.Dalam pelaksanaannya,guru menyampaikan
materi pembelajaran
kemudian membentuk kelompok agar siswa bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut,
pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan
saling membantu.
Menurut (Slavin, 2005:143) STAD (Student Teams Achievement
Division) terdiri atas lima komponen utama yaitu: presentasi kelas, tim kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.
Langkah-langkah pemebelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Teams Achievement Division)
ini
terdiri atas enam
langkah atas fase yaitu : 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, 2) Menyajikan atau menyampaikan
Informasi, 3)
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, 4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar,
5) Evaluasi,
6) Memberikan penghargaan.(Ibrahim, dkk 2000:10)
C. Pembelajaran IPA di SD
1.
Pengertian
IPA
IPA
adalah suatu ilmu pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis
yang mempelajari tentang gejala-gejala pada
alam semesta dan isinya yang dapat
diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.Powler dalam (Samatowa,
2011: 3) mengemukakan IPA merupakan
ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis
(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Selanjutnya
Nash (1993) dalam (Samatowa
2011: 3) menyatakan IPA adalah suatu cara atau metode
untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia
ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Selanjutnya
Nash (1993) dalam (Samatowa
2011: 3) menyatakan IPA adalah suatu cara atau metode
untuk mengamati alam. Cara IPA mengamati dunia
ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu
perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
Menurut Srini M. Iskandar hakekat IPA
ada empat yaitu :
1) Ilmu
Pengetahuan Alam
Sebagai
Produk
Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai
disiplin disebut sebagi
produk IPA merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik, analitik yang dilakukan oleh para ilmuan
selama
berabad-abad sebagai
produk berupa
fakta-fakta,
konsep- konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta- fakta merupakan hasil
dari kegiatan
empirik
sedangkan konsep-konsep, prinsip-prinsip
dan teori-teori
merupakan hasil dari kegiatan
analitik.
2) IPA
Sebagai
Proses
Keterampilan proses adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan
diantaranya mengamati, mengukur, menarik kesimpulan,
mengendalikan variabel, menuliskan hipotesa, membuat grafik tabel data,
definisi operasional,
dan melakukan eksperimen.
3) IPA
Sebagai
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap tertentu yang diambil
dan dikembangkan oleh
ilmuan untuk mencapai
hasil yang diharapkan.
4) IPA
Sebagai
Teknologi
Perkembangan teknologi berhubungan
dengan kehidupan sehari hari
menjadi bagian penting dari belajar IPA. Penerapannya dalam dunia nyata tercantum pada kurikulum sehingga siswa terlibat dalam mengidentifikasi masalah dunia nyata dan alternatif
penyelesaiannya dengan menggunakan
teknologi.
Jadi IPA adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang alam secara sistematik untuk menguasai
pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,prinsip-prinsip, proses penemuan, dan
memiliki sikap ilmiah.Pendidikan IPA di SD bermanfaat bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberianpengalaman langsung dan
kegiatan praktis untuk mengembangkankompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan
pembelajaran IPA munurut (Sumaji, 1998:35) adalah agar siswa mampu memahami dan
menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata.Siswa juga
mampu menggunakan metode ilmiah untuk memcahkan masalah yangdihadapinya,
sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya.
Depdiknas dalam
(Trianto, 2012:143) menjelaskan
bahwa hakikat dan tujuan
pembelajaran IPA
diharapkan dapat memberikan
kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam, memberikan
pengetahuan, melatih ketrampilan dan
kemampuan untuk memecahkan
masalah dan melakukan
observasi, menanamkan sikap ilmiah, melatih
kebiasaan mengembangkan kemampuan berfikir analitis induktif dan deduktif, dan memberikan apresiasi
terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan
keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.
Menurut Prihantoro dalam (Trianto, 2012: 142) pembelajaran IPA secara
khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum sebagaimana termaktub dalam Taksonomi Bloom
Diharapkan dapat memberikan
pengetahuan (kognitif), yang merupakan
tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari
prinsip dan konsep yang bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari. Disamping
hal itu, pembelajaran sains
diharapkan pula memberikan ketrampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan, dan
apresiasi.
Tujuan
pembelajaran IPA di SD adalah siswa diharapkan bisa mendapat pengetahuan
tentang alam dan bisa mempelajari lingkunganya serta bisa mempelajari gejala –
gejala yang terjadi didalamnya.
D.
Kerangka
Berfikir
Dari hasil evaluasi mata pelajaran
IPA di SDN 2 Jurangjero Blora diketahui hasil
belajar siswa sangatlah rendah.Hal tersebut dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif
yaitu guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran,siswa hanya menerima materi yang diberikan oleh
guru tanpa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran
STAD ini diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan bermakna, sehingga aktivitas dan hasil belajar
siswa juga akan meningkat.
E. Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir, maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 2 Jurangjero kelas IV pada materi sumber daya alam.”
III. PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek,
Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak Yang Membantu Penelitian
1.
Subyek dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di kelas IV SDN 2 Jurangjero dengan jumlah siswa 9 anak yang
terdiri dari siswa laki-laki 5 anak dan siswa perempuan sebanyak 4 anak.Sekolah
dasar ini terletak di Blora sebelah utara perbatasan dengan wilayah Kabupaten
Rembang yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya sebagai petani dan buruh tambang
batu.
2. Waktu
Pelaksanaan
Penelitian Pra Siklus dilaksanakan tanggal 2 Maret
2016, Siklus I dilaksanakan tanggal 10 Maret 2016 dan Siklus II dilaksanakan
tanggal 17 Maret 2016.
3.
Pihak
Yang Membantu
Pihak - pihak yang telah
membantu dalam penelitian perbaikan pembelajaran di SDN 2 Jurangjero adalah Bapak
tutor selaku Supervisor I ,Supervisi II, Kepala Sekolah, Bapak Ibu/Guru teman
sejawat dan Semua siswa kelas IV SDN 2 Jurangjero.
4.
Mata
Pelajaran
Dalam
penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti memilih mata pelajaran Ilmu
Pendidikan Alam (IPA) kelas IV semester II tentang Sumber Daya Alam dengan
Kompetensi Dasar: Hubungan Sumber Daya
Alam dengan Lingkungan.Dengan Kriteria Ketuntasan belajar klasikal minimal
70,00.
5.
Karakteristik Peserta Didik
Berdasarkan
observasi penulis mendapatkan data yang spesifik yaitu Siswa kelas IV berjumlah
9 anak yang terdiri 5 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan, mereka mempunyai
karakteristik yang beragam.Didalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang
kurang memperhatikan pelajaran yang disampaikan guru, membuat gaduh diam dan
kurang aktif terhadap tugas-tugas yang diberikan,Ada pula siswa yang rajin dan
semangat dalam menerima pelajaran yang disampaikan gurunya.
B.
Desain Prosedur Perbaikan
Pembelajaran
Penelitian
ini melalui tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yang masing - masing
melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan
refleksi.
C. Teknik
Analisis Data
Analisis Data adalah upaya yang dilakukan oleh guru
yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang dikumpulkan
dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.Selanjutnya di
intrepretasikan,(Wardani,2014 hal 5.4).Penelitian ini data
yang dikumpulkan dapat berbentuk data kuantitatif dan data kualitatif.Analisis
data dilakukan dengan membandingkan hasil selama proses pembelajaran
dan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan perbaikan pembelajaran
pra siklus,siklus I dan siklus II.Data kualitatif dianalisis melalui narasi dan
paparan untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran siswa.Data kuantitatif
dianalisis dengan statistik sederhana untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam belajar IPA.
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a.
Teknik Tes
Tehnik Test yaitu tes awal dan
tes hasil belajar (tes
evaluasi).Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam perbaikan pembelajaran digunakan
tes awal,sedangkan untuk memperoleh data akhir hasil belajar digunakan tes
evaluasi atau tes hasil belajar.
b.
Teknik Non tes
Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumen camera berupa
foto yang digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pembelajaran
dan pengamatan guru dalam proses pembelajaran.Teknik observasi dilakukan oleh
peneliti pada saat pembelajaran berlangsung dengan membuat catatan khusus
mengenai perilaku siswa.
2.
Validasi
data
Validasi
diperlukan untuk memperoleh data yang valid.Untuk pengukuran validasi data
peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa tes tertulis dengan
kisi-kisi soal secara lengkap. Sedangkan validasi tes wawancara/observasi
dengan bantuan supervisi 2 dan teman sejawat serta Data diperoleh dari semua
siswa kelas IV SDN 2 Jurangjero berupa nilai hasil belajar dan pengamatan siswa
dalam proses pembelajaran.
3.
Indikator
Kinerja
Indikator Kinerja Kriteria
yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah ketuntasan
siswa dalam pembelajaran Dengan kriteria kelulusan secara klasikal minimal (KKM
70,00).Jika siswa belum mencapai KKM dinyatakan belum tuntas dalam belajar.
Berdasarkan hasil evaluasi saat pra siklus 1 siswa
yang mencapai KKM dan 8 siswa dibawah
nilai KKM (70,00) yang ditentukan serta rata-rata nilai 54,44.Penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam di kelas IV SDN 2 Jurangjero.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
Perbaikan Pembelajaran
Peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA (Sumber Daya Alam) melalui pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division
(STAD) kelas IV SDN 2 Jurangjero dapat dilihat dari hasil ulangan pada test
akhir pembelajaran pada pra siklus,siklus I sampai siklus II.
1.
Pra
Siklus
Hasil perolehan
nilai evaluasi siswa pada siklus awal (pra siklus) dapat di lihat pada table di
bawah ini :
Tabel
4.1
Daftar
Nilai Tes Formatif Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran Pra Siklus
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
|||
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
JULI AMIKO
ANANG
WAHYU S
LEGIANA
RIZKI
ANANDA
JESEN
AAS
ANGGRAENI
MAYA
YOGA PRATAMA
SINTA
ARISANTI
|
50
60
60
40
60
60
70
40
50
|
√
|
√
√
√
√
√
√
√
√
|
|
Jumlah
|
490
|
1
|
8
|
|
|
Nilai Rata-Rata
|
54,44
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Tertinggi
|
70
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Terendah
|
40
|
-
|
-
|
|
|
KKM
|
70,00
|
-
|
-
|
|
|
Jumlah Siswa
|
9 Siswa
|
|||
|
Jumlah Siswa Tuntas
|
1 Siswa
|
|||
|
Prosentase Ketuntasan
|
11,11 %
|
|||
Berdasarkan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran pra siklus Siswa yang mencapai ketuntasan
belajar baru mencapai 11,11 % dari 9 siswa jadi hanya 1 siswa yang tuntas
dengan nilai rata-rata 54,44.Siswa yang belum tuntas mencapai angka 88,89 %
atau 8 siswa.Dengan kriteria ketuntasan klasikal 70,00.Nilai tertinggi 70,00
dan nilai terendah 40,00.Hal itu menunjukan perlu diadakanya tindakan perbaikan
pembelajaran.
2.
Siklus
I
Hasil test formatif perbaikan pembelajaran siklus I
dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.2
Daftar Nilai Tes Formatif Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran Siklus I
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
|||
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
JULI AMIKO
ANANG
WAHYU S
LEGIANA
RIZKI
ANANDA
JESEN
AAS
ANGGRAENI
MAYA
YOGA
PRATAMA
SINTA
ARISANTI
|
66
66
60
66
63
76
73
66
60
|
√
√
|
√
√
√
√
√
√
√
|
|
Jumlah
|
596
|
2
|
7
|
|
|
Nilai Rata-Rata
|
66,22
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Tertinggi
|
76
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Terendah
|
60
|
-
|
-
|
|
|
KKM
|
70,00
|
-
|
-
|
|
|
Jumlah Siswa
|
9 Siswa
|
|||
|
Jumlah Siswa Tuntas
|
2
|
|||
|
Prosentase Ketuntasan
|
22,22 %
|
|||
Dari analisis hasil tes formatif siklus I menunjukkan
siswa yang tuntas dalam perbaikan pembelajaran siklus I hanya 2 siswa atau
22,22 % siswa yang mencapai ketuntasan dengan nilai rata - rata 66,22.Masih ada
7 siswa atau 77,78 % yang belum tuntas.Nilai
tertinggi 76 dan nilai terendah 60,00.Hal ini berarti menunjukkan kalau
pembelajaran pada siklus I ini mengalami peningkatan tetapi belum mencapai
hasil yang maksimal dan perlu diadakan perbaikan pembelajaran selanjutnya.
3.
Siklus
II
Secara lengkap
hasil analisis evaluasi pelaksanaan siklus II dapat di lihat pada tabel 4.5 dan
tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel
4.3
Daftar
Nilai Tes Formatif Ilmu Pengetahuan Alam Pembelajaran Siklus 2
|
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
|
|
Tuntas
|
Belum Tuntas
|
|||
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
JULI AMIKO
ANANG
WAHYU S
LEGIANA
RIZKI
ANANDA
JESEN
AAS
ANGGRAENI
MAYA
YOGA
PRATAMA
SINTA
ARISANTI
|
93
86
86
93
100
93
100
93
93
|
|
√
√
√
√
√
√
√
√
√
|
|
Jumlah
|
490
|
-
|
9
|
|
|
Nilai Rata-Rata
|
93
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Tertinggi
|
100
|
-
|
-
|
|
|
Nilai Terendah
|
86
|
-
|
-
|
|
|
KKM
|
70,00
|
-
|
-
|
|
|
Jumlah Siswa
|
9 Siswa
|
|||
|
Jumlah Siswa Tuntas
|
9 Siswa
|
|||
|
Prosentase Ketuntasan
|
100 %
|
|||
Hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II 9 atau 100
% siswa telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata - rata 93,00.Dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 86,00.Penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD dinyatakan telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Pada
kegiatan pelaksanaan pra siklus nilai rata-rata siswa 54,44 dengan ketuntasan siswa hanya mencapai 11,11%. Hal
ini menunjukan bahwa hasil yang
dicapai siswa pada awal pembelajaran kurang baik. Sehingga perlu diadakan
perbaikan pembelajaran siklus I dan seterusnya. Pada siklus I rata-rata nilai
siswa mencapai 66,22.Sedangkan prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai
22,22 % dan siswa tidak tuntas dalam kegiatan pembelajaran mencapai 77,78 %
dengan jumlah siswa 9 anak.Setelah diadakan perbaikan pembelajaran melalui
siklus pertama menunjukan ada peningkatan walau kurang maksimal dan perlu
perbaikan siklus II.Pada siklus II prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai
100 %, Sedangkan nilai rata-rata mencapai 93,00.Perbaikan pembelajaran dengan
model STAD telah berhasil.
V. SIMPULAN
DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
sebagaimana telah diuraikan pada Bab IV maka dapat di ambil simpulan sebagai
berikut :
1) Model
pembelajaran Student Team Achievement
Division sangat efektif digunakan
dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi sumber daya alam, karena dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.
2) Model
pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan hasil pra siklus nilai rata-rata 54,44 dengan
tingkat ketuntasan 11,11 %, siklus I nilai rata - rata 66,22 dengan tingkat
ketuntasan 22,22 % dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 93,00 dengan
tingkat ketuntasan 100%.
B.
Saran Tindak lanjut
Berdasarkan simpulan tersebut di atas guru
diharapkan :
1) Guru hendaknya
dapat menerapkan model pembelajaran
Student Achievement Division (STAD) pada mapel IPA materi sumber daya
alam, sehingga model pembelajaran
STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2) Guru
dalam melakukan pembelajaran harus menerapkan metode pembelajaran yang variatif
dan pemanfaatan media secara maksimal.
3)
Sebagai bahan
refrensi dalam pembelajaran IPA dan pembelajaran lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono,Widodo. 2003. Psikologi Belajar (Edisi Revisi).Jakarta : Rineka Cipta.
Asma, Nur.2006.Model Pembelajaran Kooperatif.Jakarta : Depdiknas.
Baharuddin
dan
Wahyuni, Esa Nur.2009.Teori
Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta : Ar-ruzz Media.
BSNP.
2006.Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.Jakarta :
BSNP.
Ibrahim, Muslimin
dkk. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya : Universitas.
Mulyono
Abdurrahman. 2003.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Samatowa,
Usman.
2011.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Indeks.
Slavin, R.
2005. Cooperatif Learning Teori, Riset,
dan
Praktik.
Terjemahan Narulita Yusron. Bandung : Nusa Media.
Iskandar, Srini M. 2004. Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta.
Sumaji. et all. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta :
Kanisius.
Suprijono, Agus. 2012.
Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif.Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
Wardani,IGAK dan Wihardit,Kuswaya.2014.Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
Komentar
Posting Komentar